Musibah “Merapi dan Mentawai”


“Dan sungguh Kami akan mencobai kamu dengan sesuatu berupa ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta, jiwa, buah-buahan,dan sampaikanlah  khabar kembira kepada  orang-orang yang sabar.Yaitu orang-orang yang apaabila ditimpa musibah, mereka berucap Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un [sesungguhnya kami milik Allah  dan kepadaNyalah kami kembali]”. (QS. Al-Baqarah:155-156).

Indonesia kembali mendapat serangkaian musibah….

Belum hilang ingatan kita akan musibah-musibah yang terjadi setiap tahun..

Musibah banjir bandang yang terjadi  di Wasior belum lama terjadi namun kini datang kembali dua musibah yang membuat umat muslim berduka…

Musibah Merapi dan Tsunami di Mentawai…..

Setidaknya, kita belajar dari musibah-musibah yang datang silih berganti.. mengapa musibah selalu saja menimpa kita. Mungkin kita akan menemukan banyak sekali pendapat mengapa ini terjadi. Dalam pandangan al-Qur’an, musibah-musibah adalah merupakan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Taqdir yang telah digariskan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubat ayat 51: “Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.” Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa, setiap peristiwa yang terjadi semuanya telah digariskan Allah. Dan hanya kepada Allah, kita berlindung. Lalu mengapakah Allah menimpakan bencana kepada umat-Nya?

Di balik setiap takdir, pastilah terdapat makna yang tersembunyi. Termasuk dalam beberapa musibah yang melanda kita.

Musibah yang melanda umat muslim,bukan hanya musibah bagi orang berada di daerah sekitar musibah, namun ini merupakn teguran buat semua umat muslim…Dan bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah tapi masih hidup setidaknya dapat memetik hikmah atas apa yang menimpa mereka. Mereka yang lolos dari bencana adalah orang-orang yang beruntung karena masih ditegur oleh Allah SWT. Mereka yang lolos masih diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki kualitas ketaqwaan, keimanan dan hidupnya. Mereka masih bisa meminta ampunan kepada Allah SWT atas segala kesalahan sepanjang hidupnya.

Bencana menjadi teguran bagi mereka yang selamat, demikian pula bagi mereka yang berada jauh dari tempat kejadian. Orang-orang yang tidak terkena bencana, mendapatkan cobaan dari dampak bencana. Mereka yang sentosa berkewajiban menolong yang kepayahan. Mereka yang hidup berkewajiban menyelenggarakan jenazah bagi yang meninggal. Mereka yang masih memiliki banyak harta, berkewajiban memberikan makanan dan pakaian serta menolong dengan segenap kemampuan kepada mereka yang kehilangan segalanya. Memberi makan kepada mereka yang kelaparan, memberi pakaian kepada mereka yang membutuhkan dan memfasilitasi mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim).Bencana adalah teguran dari Allah kepada orang-orang beriman, namun lalai menjalankan perintah-Nya. Peringatan dari Allah ini sudah seringkali tampak melalui beberapa peristiwa serupa yang seringkali melanda negeri kita. Namun selalu saja kita belum bisa memperbaiki diri, sikap dan perbuatannya. Padahal beberapa musibah yang terjadi ini adalah akibat dari perbuatan dan ulah kita sendiri sebagai bangsa. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 41: “Telah nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan lepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).”

Semoga mereka yang tertimpa musibah diberikan kesabaran, penghiburan dan pengharapan baru.***

About KAMMI UMM Raya

By Dept. Humas

Posted on 6 November 2010, in Catatan "KAMMI UMM". Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar